TRAINING ONLINE RISIKO, ISSUE, CRISIS & PROBLEM SOLVING
TRAINING WEBINAR MANAJEMEN RESIKO
TRAINING PEMECAHAN MASALAH UNTUK PRAKERJA
TUJUAN PELATIHAN pelatihan manajemen resiko online
* Memahami Ilmu Risiko, Deteksi Dini, Issue & Crisis Manangement
* Memahami Metode Pengukuran dan Analisa Risiko & Issue
* Siap & Mampu Mengumpulkan Informasi dalam Menghadapi Issue &
Krisis
* Memahami Mitigasi Risiko, Issue dan Krisis melalui Creative
Problem Solving
* Dapat Mempraktekan Problem Solving & Decision Making
* Memahami dan Merespons bila program CSR menghadapi Issue
* Memahami Ilmu CSR & Corporate Communication
* Memahami Strategi Pengendalian Situasi melalui Media Relations
* Siap dan Mampu Berkomunikasi secara Efektif
METODE PELATIHAN pelatihan pemecahan masalah online
* Presentasi & Pembahasan Interaktif
* Pembahasan Presentasi Power Point
* Pembahasan Audio dan Video
* Pemahaman Makalah Ilmiah
* Pembahasan Studi Kasus
* Kerja Kelompok: Problem Solving & Crisis Simulation
* Pembahasan Kasus Risiko Bisnis, Issue & Crisis yang sesungguhnya
dapat/pernah terjadi di perusahaan atau organisasi dimana para
peserta pelatihan bertanggung jawab.
POKOK BAHASAN pelatihan risk management online
Dalam berbisnis tidaklah mungkin menghindar, sewaktu-waktu terjadi
terpaan issue karena adanya risiko bisnis. Selain penting mengetahui
adanya potensi risiko kita harus siap menghadapi issue dan mempunyai
pengetahuan mengatasinya.
Mengelola dampak issue karena risiko ke tingkat minimum agar
kelancaran berlangsungnya produksi dan distribusi, tetap dapat
mengikuti target yang telah ditetapkan sesuai budget merupakan
pemikiran dasar dalam manajemen perencanaan menghadapi issue dan
risiko.
Memahami apa yang dimaksud dengan manajemen risiko atau risk
management dalam kegiatan komunikasi korporasi, berdasarkan manajemen
ilmu komunukasi menghadapi kemungkinan terjadinya issue yang dapat
berlanjut menjadi krisis, dan upayaupaya yang harus disiapkan dan
dikerjakan. Di dalam praktek banyak kejadian kekurangan pengertian
sehingga karena komunikasi tidak lancar, terjadi miss-communication,
krisis berlanjut, menjadi lebih parah atau lambat penyelesaiannya.
Para ahli manajemen risiko sependapat bahwa ilmu manajemen risiko
bukanlah seperti ilmu matematika, tetapi lebih pada diskursus,
mendalami pengertian tantangan kedepan yang tidak dapat diperhitungkan
secara pasti. Disinilah pentingnya komunikasi pembicaraan, pengertian
mendalami tentang sesuatu yang harus diperhatikan dan dipersiapkan.
Dalam ilmu manajemen risiko, ilmu komunikasi memegang peran, agar
kejelasan maksud dan tujuan yang disepakati bersama dapat
dimaterialisasikan sebagai dokumen dan check-list serta daftar isian
dan format baku yang disepekati manajemen pelaksana dan pucuk
pimpinan. Formulir demikian dewasa ini dengan tersedianya perangkat
teknologi informasi dapat disimpan sebagai template yang sewaktu
dibutuhkan dapat diakses.
Manajemen Risiko dalam ilmu komunikasi berupaya mengetahui dan
mengelola early warning signs, yaitu deteksi dini, tandatanda
kemungkinan bisa terjadinya krisis, sehingga komunikasi dapat dikelola
secara efektif dan efisien. Kelanjutan korporasi/institusi bisa
terhambat bahkan reputasi korporasi/institusi bisa rusak jika
komunikasi tidak dirancang dan dikerjakan secara professional.
“A risk assessment is a form of strategic planning and strategy
methodology. The worst risk assessment is the one that denies the
reality of unpredictability. The best risk assessment is the one that
prepares and focuses on resilience.”
Industri strategis sesungguhnya memiliki Risk Management Policy and
Procedure Manuals, Emergency Preparedness Checklists, Bomb & Terrorism
Checklists, Fleet related Company Policies, Workers Compensation
Forms, Safety and Inspection Forms, Lease Agreement, Risk and
Insurance Audit Checklist, juga Business Continuity Plan Checklist.
Acuan yang disetujui sebagai guidelines dalam Risk Management dan Risk
Measurement dibakukan dalam ISO 31000-2009. Acuan dalam dokumen
tersebut merupakan disain dan cara implimentasi untuk perencanaan
manajemen risiko dan rangka kerja bagi kebutuhan setiap organisasi
perusahaan. ISO 31000-2009 merupakan harmonisasi proses manajemen
risiko, yang dapat dijadikan standar operasi. ISO 31000-2009 bukanlah
suatu sertifikasi.
Pengukuran risiko bidang finansial biasanya diadakan oleh auditor
keuangan dan aktuaria yang sering juga melibatkan audit pajak dan
bagian legal. Pengukuran risiko bidang finansial dan asuransi dapat
dihitung dengan metode kuantitatif, antara lain dengan menggunakan
Risk Metrix. Namun, risiko diluar bidang finansial merupakan “coping
with uncertainty” yang menurut Robert Kreitner dari Arizona State
University bahwa jajaran manajemen harus dapat membuat keputusan
terbaik, tentang keadaan sekarang dan keadaan yang akan datang. Karena
itu diperlukan ilmu problem solving & decision making. Dalam
penelitiannya Kreitner menyimpulkan bahwa terdapat korelasi antara
ketidak-pastian dan keputusan mantap, rasa percaya diri, yang dibuat
oleh seorang manajer. Semakin tinggi rasa percaya diri (confidence),
semakin tinggi tanggapan terhadap keadaan yang tidak pasti. Atau
sebaliknya: “The more uncertain a manager is about the principal
factors in a decision, the less confident he or she will be about the
successful outcome of that decision. Decision confidence is lowest
when a condition of uncertainty prevails because decisions are then
based on educated guesses rather than on hard factual data.”
Ketidakpastian (Uncertainty)
Manajemen tidaklah bisa berkelit menghindar dari keadaan
ketikdakpastian, sebaiknya manajemen harus dapat belajar dan mengatasi
ketidakpastian dalam kadar yang dapat diterima. Keadaan ketidakpastian
terjadi bila information factual yang dapat dipercaya tidak atau
kurang tersedia. “Decision making under condition of uncertainty can
be both rewarding and nerve-racking for managers.”
Keadaan yang pasti (Certainty)
Keadaan yang pasti ialah bila tidak ada keragu-raguan atas basis fakta
sehingga suatu keputusan yang mau diambil dalam keadaan pasti dan
hasil keputusan itu dapat dipastikan akurat/tepat tidak salah.
Risiko
Keadaan berisiko atau keadaan dalam risiko dimana suatu keadaan perlu
diputuskan atas dasar informasi faktual tetapi tidak lengkap (ada
kekurangan tertentu/tidak dapat dikatakan “OK 100%”.) Perhitungan
risiko dapat didasarkan pada 2 (dua) propabilitas: objektif dan
subjektif. Propabilitas objektif bila berasal dari perhitungan
matematis dari data historis. Propabilitas subkjektif berdasarkan
pengalaman dan nalar penyampaian pandangan (judgement). Meskipun tidak
ada tersedianya data base atas dasar mana dapat diperhitungkan
propabilitas objektif, judgemental atau propabilitas subjektif tetap
dapat diperhitungkan /di-estimasi.
Perhitungan menghadapi risiko disebut juga risk assessment, yang
merupakan strategic planning berdasarkan strategy methodology.
Strategi adalah Sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang
hendak dicapai. Manajemen Strategi memungkinkan korporasi/organisasi
lebih produktif, inovatif mengarahkan berbagai aktivitas, termasuk
mengontrol dan memelihara citra dan identitas perusahaan/institusi.
Risk Mitigation
Mitigasi mengacu pada mengurangi dampak issue dan risiko agar tidak
berdampak buruk. Contohnya: menarik kembali barang produksi yang
di-issuekan atau memang terbukti telah terjadi kesalahan atau
kekurangan; namun harus diperhitungkan biaya dan akibat tindakan
menarik kembali atau yang dikenal dengan sebutan product recall. Tentu
lebih baik menyiapkan diri mengurangi dampak buruk melalui manajemen
prudent, Good Corporate Governance, Quality Assurance ataupun kesiapan
Keamanan, Keselamatan Kerja (K3 – HSES) dan Customer Relationship
Management (CRM).
Transfer of Risk
Melimpahkan risiko kepada badan usaha/institusi lainnya yang
berwenang. Untuk melaksanakan demikian harus diperhitungkan pembayaran
premi sebagai imbal balik proteksi yang diberikan: asuransi.
Pengetahuan ini harus dikuasi oleh divisi keauangan dengan tetap
prudent dan waspada agar tidak terjadi errors and omissions insurance;
juga divisi legal harus menguasai prengetahuan lawsuit protection.
Risk Acceptance
Risk acceptance disebut juga risk retention, apabila risiko telah
dialami sejak lama namun dalam perhitungan profit generated business
activity lebih baik, lebih menguntungkan, daripada potensi negatif
yang dapat terjadi mengahdapi risiko tersebut, dengan demikian risiko
dapat diterima.
Risk, Issue & Crisis
Menurut Michael Regester dan Judy Larkin dalam bukunya Risk Issues and
Crisis Management (2000): “Risk societal thesis identifies new
patterns of political and public anxiety. This conflict is being
brought about by a combination of among others continuous societal
change and uncertainty, also by the industry technological
innovation”. Dapat dipahami bahwa konflik sosial dan kepentingan
politik serta kemajuan teknologi industri menjadi tantangan risiko
perusahan yang harus dicermati.
Meskipun sikap Peter Power dalam Busines School Press (2000) lebih
berhatihati dengan mengatakan: “Crisis is a facet of risk management,
although it is probably untrue to say that Crisis Management
represents a failure of Risk Management since it will never be
possible to totally mitigate the chances of catastrophes occurring.
Crisis Management is occasionally referred to as incident management,
although several industry specialists argue that the term crisis
management is more accurate”. Di sini Peter Power ingin menekankan
bahwa pengelolaan risiko melalui manajemen krisis sangat penting
meskipun dengan pengetahuan manajemen risiko, kemungkinan terjadinya
krisis – yang dalam hal ini merupakan kejadian yang terencana –
tidaklah mungkin dapat secara keseluruhan dikurangi. Korelasi risk
management dan crisis management diperjelas oleh pendapat Peter Power
dalam Business School Press yang jelas mengemukakan banyak pendapat
pakar industri tentang pentingnya menguasai pengetahuan manajemen
krisis.
Problem Solving & Decision Making
Tidak cukup hanya memahami Risk, Issue & Crisis Management Direksi,
Manajemen Lapangan akan diberikan tambahan skills dalam Creative
Problem Solving & Decision Making. Perusahaan/institusi yang
profesional sewajarnya memiliki crisis management team yang dikelola
oleh seorang PR Specialist Crisis, yang antara lain memiliki
pengetahuan yang luas dan keterampilan (skill) sehingga ia mampu
bertindak sebagai konsultan/penasihat pada jenjang pimpinan teratas
(komesaris dan direksi), juga bagi para pemangku manajemen
perusahaan/institusi, dapat secara efisien dan efektif membina
hubungan komunikasi, dan dapat menjelaskan kejadian dengan tepat dan
tanggap (segera). Seluruh tim manajemen krisis tentunya perlu
“mendengarkan/mengikuti” penyebab munculnya risiko dan masalah yang
menimpa perusahaan ketika krisis terjadi. Dalam hal ini listening
skills menjadi sangat penting. Setelah itu perlu analisis secara cepat
dan tepat sehingga tim manajemen dapat mengambil keputusan dan
bertindak secara tepat.
Kecakapan menyampaikan, to convey, misi dan visi atau idealisme dan
tanggung jawab perusahaan menjadi dasar agar tim krisis dapat
berkomunikasi secara efektif. Kecakapan berkomunikasi dua arah sangat
diperlukan sehingga dapat dibina mutual respect and mutual
understanding.
Jadwal Pelatihan ruang-training.co.id tahun 2024 :
Batch 1 : 16 – 17 Januari 2024
Batch 2 : 8 – 9 Februari 2023
Batch 3 : 18 – 19 Maret 2024
Batch 4 : 17 – 18 April 2024
Batch 5 : 13 – 14 Mei 2024
Batch 6 : 4 – 5 Juni 2024
Batch 7 : 17 – 18 Juli 2024
Batch 8 : 5 – 6 Agustus 2024
Batch 9 : 11 – 12 September 2024
Batch 10 : 8 – 9 Oktober 2024
Batch 11 : 19 – 20 November 2024
Batch 12 : 10 – 11 Desember 2024
Jadwal tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan calon peserta
Lokasi Pelatihan Tahun 2021 :
Yogyakarta, Hotel Dafam Seturan(7.300.000 IDR / participant)
Jakarta, Hotel Amaris Tendean (7.900.000 IDR / participant)
Bandung, Hotel Golden Flower (7.800.000 IDR / participant)
Bali, Hotel Ibis Kuta (8.500.000 IDR / participant)
Lombok, Hotel Jayakarta (8.750.000 IDR / participant)
Catatan :
- Waktu pelatihan Dua+1* hari dengan Biaya tersedia untuk Perorangan, Group, dan Inhouse Training, belum termasuk akomodasi/penginapan.
- Untuk biaya dan jadwal training harap menghubungi marketing kembali
Investasi training:
Investasi pelatihan selama dua hari tersebut menyesuaikan dengan jumlah peserta (on call). *Please feel free to contact us.
Apabila perusahaan membutuhkan paket in house training, anggaran investasi pelatihan dapat menyesuaikan dengan anggaran perusahaan.
Fasilitas training:
Free Penjemputan dari bandara ke hotel*.
Modul / Handout.
Flashdisk*.
Certificate of attendance.
FREE Bag or bagpacker.